Managemen Sumber Daya Manusia
BAB VI / II “ PROMOSI DAN PENGEMBANGAN KARIR ”
BAB VII / III “ PENILAIAN PRESTASI KERJA “
![]() |
OLEH:
KELOMPOK II
SYARIFAH RAHMANIAH (215 130 013)
SY NURJAMILA ( 215 130 014)
Dosen Pembina:
Dian
Wahyudi, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,karena atas rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.Adapun judul dari makalah ini adalah ”Promosi dan
Pengembangan Karir, Penilaian Prestasi Kerja”. Makalah ini di susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Managemen Sumber Daya Manusia.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah
memberikan tugas terhadap penyusun.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena keterbatasan waktu
dan kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Parepare, 18 Mei 2017
Penyusun
Kelompok II
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................... ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.................................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan
Penulisan.............................................................................................................. 1
BAB VI / II
PROMOSI
DAN PENGEMBANGAN KARIR
A. Promosi............................................................................................................................ 2
B. Perencanaan
Kerja........................................................................................................... 5
BAB VII / III
PENILAIAN
PRESTASI KERJA
A. Pengertian
Penilaian Prestasi Kerja.................................................................................. 7
B. Manfaat
dan Tujuan Penilaian Prestasi Kerja.................................................................. 8
C. Metode
Penilaian Kerja................................................................................................... 9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen sumber daya manusia bukanlah merupakan hal yang timbul
secara mendadak. Sudah sejak lama manusia hidup berorganisasi, seiring dengan
itu manajemen sumber daya manusia sebenarnya juga dilakukan. Kehidupan organisasi
yang telah lama ada, seperti misalnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan
kemasyarakatan dibutuhkan satuan kerja yang secara khusus akan mengelola sumber
daya manusia.
Dengan makin berkembangnya jumlah organisasi berskala besar, para
manajer puncak merasa bahwa mereka tidak lagi mampu untuk menangani sendiri
masalah kesejahteraan pekerja, sehingga diperlukan “sekretaris kesejahteraan”
untuk membantunya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa para “sekretaris
kesejahteraan” itulah sebenarnya yang menjadi pelopor keberadaan tenaga
spesialis yang menangani pengelolaan sumberdaya manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
maksud dan manfaat dari promosi?
2.
Bagaimana
perencanaan kerja yang baik?
3.
Apa
manfaat dan tujuan penilaian prestasi kerja?
4.
Apa
saja metode penialain prestasi kerja?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Mampu
mengetahui manfaat dari promosi dan cara perencanaan kerja yang baik agar tidak
ragu dalam mengambil promosi kenaikan jabatan ataupun pemberian bonus serta
mampu menjadi salah satu pekerja yang memiliki syarat untuk mendapatkan promosi
yang sedang berlaku.
2.
Mampu
mengetahui manfaat dan tujuan penilaian prestasi kerja agar segera membenahi atau memperbaiki hal yang
dianggap kurang baik dan kurang bernilai di mata perusahaan ataupun atasan.
BAB VI / II
PROMOSI DAN PENGEMBANGAN
KARIER
A.
PROMOSI
Salah satu dorongan seseorang bekerja pada suatu organisasi atau
perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Suatu promosi berarti
perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan
tanggung jawab yang lebih tinggi.
a.
Pengertian Promosi
Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority karyawan ke
jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak,
status dan penghasilannya semakin besar. Flippo (1982) menjelaskan promosi
adalah perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan
tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih
tinggi ini disertai dengan peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu
demikian.
Promosi memberikan peranan penting bagi karyawan bahkan hampir
menjadi idaman setiap karyawan. Adanya kesempatan untuk dipromosikan juga akan
mendorong penarikan (recruiting), pelamar semakin banyak memasukkan
lamarannya yang pada gilirannya juga berdampak pada pengadaan (procurement) relatif
lebih mudah. Sebaliknya bila promosi jarang dilakukan maka semangat kerja,
disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan akan menurun, yang kesemuanya itu
berdampak pada recruitmen dan procurement karyawan.
b.
Dasar Pelaksanaan Promosi
Ada dua dasar yang dapat dipakai untuk menentukan promosi, yaitu
(1) kecakapan kerja dan (2) senioritas. Pihak manajemen biasanya menyenangi
dasar kecakapan kerja (”merif”) untuk dipakai sebagai dasar promosi.
Sebaliknya pihak karyawan menghendaki unsur senioritas lebih ditekankan dalam
penentuan promosi ini.
Promosi yang di dasarkan pada senioritas biasanya di dasari
pertimbanan sebagai penghargan atas jasa seseorang paling sedikit dilihat dari
segi loyalitasnya kepada organisasi. Sebaliknya penggunaan dasar kecakapan
kerja akan menjamin bahwa hanya mereka yang cakaplah yang bias dipromosikan.
Penggunaan dasar ini sebagai penghargaan organisasi kepada karyawan yang
berprestasi. Penggunaan dasar inipun sering menghadapi kendala karena
kadangkala yang bersangkutan sudah mencapai puncak kompetensinya sehingga tidak
lagi mampu berprestasi bila menduduki jabatan yang lebih tinggi. Karena itu
dalam penentuan promosi sering digunkan suatu kompromi antara dasar kecakapan
kerja dan senioritas.
c.
Tujuan promosi
1.
Untuk memberikan pengakuan,
jabatan dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi.
2.
Menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadistatus sosial yang
semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.
3.
Untuk merangsang karyawan agar lebih bergairah dalam bekerja
4.
Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan penilaian yang jujur
dan adil
5.
Memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas
dan inovasinya yang lebih baik.
6.
Untuk mengisi kekosongan jabatan akibat ada pejabat yang berhenti
7.
Mempermudah recruitment
8.
Memperbaiki status karyawan
d.
Syarat Karyawan yang Dipromosikan
Selain di dasarkan pada senioritas dan
kecakapan, pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan alas an pegawai yang
dipromosikan memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
Jujur
2.
Disiplin
3.
Prestasi kerja baik
4.
Memiliki kerja sama yang baik
5.
Kecakapan kerja baik
6.
Loyal kepada organisasi
7.
Sikap kepemimpinan yang baik
8.
Komunikatif
9.
Tingkat pendidikan memadai
e.
Jenis-jenis promosi
1.
Promosi sementara merupakan pemberian kenaikan jabatan kepada karyawan
untuk sementara waktu karena ada jabatan yang lowong dan harus segera diisi.
2.
Promosi tetap menaikkan jabatan karyawan menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya karena yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
3.
Promosi kecil adalah menaikkan jabatan seseorang karyawan dari
jabatan yang tidak sulit ke jabatan yang sulit yang meminta keterampilan
tertentu, tetapi tidak disertai peningkatan wewenang dan tanggung jawab serta
gaji.
4.
Promosi kering adalah menaikkan jabatan seorangkaryawan dengan
disertai tanggung jawab, wewenang, tetapi tidak disertai kenaikan upah/gaji.
f.
Demosi
Demosi merupakan salah satu bentuk pendisiplinan yang masih
dipertanyakan unsur pendidikannya. Dengan kata lain demosi sebenarnya merupakan
bentuk hukuman terhadap karyawan yang tidak mampu mengerjakan tugasnya. Demosi
dapat terjadi karena alasan-alasan di luar kendali para karyawan. Perubahan
organisasional utama seperti reorganisasi, merger perusahaan, atau penurunan
bisnis dapat berakibat pada perampingan dalam pekerjaan yang pada gilirannya
memaksa karyawan untuk menerima posisi yang lebih rendah.
Masalah ”demotion” (penurunan pangkat) juga sering
mempertimbangkan unsur senioritas ini. Masalah ”demotion”, merupakan
pemindahan seorang karyawan ke jabatan lain yang lebih rendah, dengan wewenang
lebih rendah serta gaji/upah lebih rendah pula.
B.
PERENCANAAN KERJA
Setiap sumber daya manusia sebagai seorang karyawan, pada awal mulai
bekerja akan terus bekerja hingga yang bersangkutan memasuki usia pensiun, ini berarti
yang bersangkutan ingin meniti karier dalam organisasi yang bersangkutan Jika
seseorang berbicara tentang karier dalam kehidupan organisasi, biasanya yang
dimaksud adalah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan dan jabatan yang dipangku
oleh seseorang selama dia bekerja. Prestasi kerja, pengalaman, pelatihan dan
pengembangan sangat berperan penting dalam menempuh berbagai jalur karier yang
dapat ditempuh seseorang.
Dengan kata lain agar mengetahui pola karier yang terbuka baginya
seorang pekerja perlu memahami sasaran karier, perencanaan karier, dan kesediaan mengambil langkah dalam pengembangan
karier. Pekerja merupakan orang yang paling berkepentingan dalam pengembangan
karier, karena dialah yang akan menikmati hasilnya, dan ini merupakan salah
satu prinsip pengembangan karier yang sangat fundamental, meskipun kepentingan
organisasi juga tidak begitu saja dapat diabaikan. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam rangka pengembangan karier yaitu :
a.
Prestasi kerja yang memuaskan
b.
Pengenalan oleh fihak lain
c.
Kesetiaan pada organisasi
d.
Pemanfaatan mentor dan sponsor
e.
Dukungan dari bawahan
f.
Pemanfaatan kesempatan untuk bertumbuh
g.
Berhenti atas permintaan sendiri
Jalur karier adalah suatu lini progresi yang fleksibel mana kala
seorang karyawan bergerak sepanjang kepegawaiannya dalam suatu organisasi
(perusahaan). Mengikuti jalur karier yang disusun karyawan dapat melakukan pengembangan
karier dengan bantuan perusahaan. Pengembangan karier adalah pendekatan formal yang
diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang dengan kualifikasi dan pengalaman
yang tepat, tersedia pada saat dibutuhkan.
Perencanaan karier adalah proses berkelanjutan. Perencanaan ini
memperhitungkan perubahan yang terjadi di dalam diri orang dan organisasi. Kenyataan
inilah yang harus diperhatikan bagian kepegawaian untuk bersikap proaktif dalam
pengembangan karier para anggotanya. Dengan sikap ini paling tidak dapat:
a.
Membantu para pegawai dalam pengembangan karier yang pada gilirannya
dapat menumbuhkan loyalitas karena yang bersangkutan merasa dibantu meraih
kemajuan.
b.
Tersedianya sekelompok karyawan yang memiliki potensi dan kemampuan
untuk dipromosikan di masa yang akan dating
c.
Membantu pimpinan/instruktur dalam mengidentifikasi kebutuhan
pegawai dalam pelatihan dan pengembangan.
d.
Perbaikan dalam prestasi kera, peningkatan loyalitas dan
penumbuhan motivasi di kalangan para pegawai.
e.
Meningkatkan produktivitas dan mutu kekaryaan para pegawai.
Perencanaan
karier terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan karier organisasional
dan perencanaan karier individual. Perencanaan karier organisasional mengintegrasikan
kebutuhan sumber daya manusia dan sejumlah aktivitas karier, lebih menekankan
pada jenjang atau jalur karier. Perencanaan karier individual terfokus pada
individu dan keinginan, keahlian dan hasrat mereka. Perencanaan karier individual
meliputi latihan diagnostic dan prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan
”siapa saya” dalam potensi dan kemampuan yang ada.
Perjalanan
Karier
Karier
diperoleh melalui suatu rangkaian yang
relative dapat diprediksi dimulai dengan karier awal, karier pertengahan
dan karier akhir. Karier awal tidak selalu berjalan dengan mulus, karena sering
kali individu karyawan mengalami berbagai permasalahan seperti :
a.
Frustasi akibat pengharapannya tidak menjadi kenyataan
b.
Penyelia tidak kompeten
c.
Kriteria evaluasi kinerja tidak jelas
d.
Ketegangan antara senior dan yunior
e.
Ketidak pastian tentang arti loyalitas
Ditengah perjalan berkarier banyak individu yang mengalami
pengalaman masa transisi atau perubahan pertengahan karier pada beberapa orang.
Dalam tahap ini individu menilai ulang pencapaian yang telah dilalui dan kemungkinannya
untuk tujuan mendatang. Proses introspeksi, retrospeksi sangat penting untuk
melakukan renungan. Strategi yang perlu ditempuh dalam menghadapi karier
pertengahan adalah mencegah keusangan (absolescence), untuk ini dapat
mengirim karyawan ke seminar, pendidikan lanjutan. Individu yang produktif
dapat memikul peran staf senior atau manajemen puncak, atau mereka mungkin tetap
sebagai kontributor dalam peran non kepemimpinan.
BAB VII / III
PENILAIAN PRESTASI KERJA
PENILAIAN PRESTASI KERJA
A.
PENGERTIAN PENILAIAN PRESTASI KERJA
Penilaian
prestasi kerja adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku dan prestasi
kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Penilaian kerja (Performance
appraisal) berbeda
dengan penilaian pekerjaan (job evaluation). Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, sedangkan penilaian pekerjaan menentukan seberapa
besar sebuah pekerjaan berguna (berharga) bagi organisasi.
dengan penilaian pekerjaan (job evaluation). Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, sedangkan penilaian pekerjaan menentukan seberapa
besar sebuah pekerjaan berguna (berharga) bagi organisasi.
Penilaian prestasi kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.
Penilaian prestasi kerja memiliki beberapa indikator
yaitu :
yaitu :
a.
Merupakan evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja, dan potensi
pengembangan yang telah dilakukan.
b.
Merupakan suatu proses estimasi dan menentukan nilai keberhasilan
pelaksanaan tugas para karyawan.
c.
Membandingkan realisasi nyata dengan standar yang dicapai karyawan
d.
Dilaksanakan oleh pimpinan kepada bawahan
e.
Hasilnya untuk menentukan kebijakan selanjutnya
Dasar
Penilaian
Dasar penilaian adalah uraian pekerjaan (job description) dari
setiap individu karyawan, karena dalam uraian pekerjaan inilah ditetapkan tugas
dan tanggung jawab yang akan dilakukan oleh setiap karyawan. Unsur-unsur yang
Dinilai :
a. Kesetiaan
b. Prestasi kerja
c. Kejujuran
d. Kedisiplinan
e. Kreativitas
f. Kerja sama
g. Kepemimpinan
h. Kepribadian
i.
Prakarsa
j.
Kecakapan
k. Tanggung jawab
B.
MANFAAT DAN TUJUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA
Manfaat penilaian prestasi kerja yang rasional dan objektif paling
tidak dirasakan oleh pegawai yang bersangkutan dan organisasi. Bagi pegawai,
penilaian berguna untuk memberikan umpan balik tentang berbagai hal seperti
kemampuan, kekurangan, potensi yang pada akhirnya berguna untuk menentukan
jalur, rencana dalam pengembangan karier. Bagi organisasi hasil penilaian
prestasi kerja bermanfaat untuk pengambilan keputusan tentang berbagai hal
seperti kebutuhan program pelatihan, rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi,
sistem imbalan dan keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia secara
efektif.
Selain itu tujuan penting dilakukannya penilaian kinerja adalah
menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan perilaku dan
kinerja anggota organisasi. Semakin akurat informasi yang diperoleh semakin
besar potensi nilainya terhadap organisasi. Secara khusus tujuan penilaian
kinerja ini tidak lain adalah untuk evaluasi, dan pengembangan. Pelaksanaan
penilaian kinerja ini sangat diperlukan,
karena paling tidak akan bermanfaat sebagai :
a.
Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promsi,
demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.
b.
Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa
sukses dalam pekerjaannya.
c.
Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di
dalam perusahaan.
d.
Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektivan
jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, kondisi kerja dan peralatan
kerja.
e.
Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan untuk
karyawan.
f.
Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk
mengetahui minat dan kebutuhan karyawan.
g.
Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan agar mendapatkan
performance kerja yang baik
h.
Sebagai kriteria di dalam melaksanakan seleksi dasn penempatan
karyawan
i.
Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan job description.
j.
Kendala Penilaian Prestasi Kerja
Namun dalam penilaian terdapat kendala
yang disebut hallo effect. Hallo effect merupakan kesalahan yang dilakukan oleh penilai karena umumnya
penilai cenderung akan memberikan indeks prestasi baik bagi karyawan yang
dikenalnya atau sahabatnya. Sebaliknya terhadap karyawan yang kurang dikenal
penilai cenderung memberikan indeks prestasi sedang/kurang.
C.
METODE PENILAIAN KINERJA
Ada berbagai metode yang biasa digunakan dalam pelaksanaan
penilaian prestasi kerja. Metode-metode penilaian prestasi kerja dasarnya bisa
dibagi menjadi 3 yaitu :
a.
Penilaian secara “kebetulan”, tidak sistematis dan sering
membahayakan.
b.
Metode tradisional yang sistematis, yang mengukur : karakteristik
karyawan, sumbangan karyawan kepada organisasi atau keduanya.
c.
Penilaian yang mendasarkan pada tujuan yang ditetapkan bersama
dengan menggunakan “Manajemen Berdasarkan Sasaran” (MBS) atau yang dikenal
sebagai “Management By Objektives”
1.
Cara Penilaian Yang Tidak Sistematis
Cara penilaian yang tidak sistematis dan dilakukan secara
kebetulan, sering berbahaya di dalam
penerapannya. Misalkan ada suatu jabatan yang kosong pada suatu organisasi, baru kemudian diadakan penilaian seketika terhadap para karyawan untuk kemungkinan pengisian jabatan tersebut. Tentu saja cara ini kurang sistematis karena baru dilakukan pada saat ada lowongan dan tidak konsisten. Karena itu perusahaan yang teratur sebaliknya menggunakan pendekatan yang sistematis.
penerapannya. Misalkan ada suatu jabatan yang kosong pada suatu organisasi, baru kemudian diadakan penilaian seketika terhadap para karyawan untuk kemungkinan pengisian jabatan tersebut. Tentu saja cara ini kurang sistematis karena baru dilakukan pada saat ada lowongan dan tidak konsisten. Karena itu perusahaan yang teratur sebaliknya menggunakan pendekatan yang sistematis.
2.
Penilaian Sitematis yang Tradisional
Penilaian yang sistematis dan dilakukan secara berkala mempunyai
banyak manfaat bagi organisasi. Manfaat pertama, dan yang paling penting,
adalah memberikan informasi yang sangat membantu di dalam keputusan-keputusan
yang menyangkut masalah-masalah seperti promosi “lay off” dan transfer.
Manfaat yang kedua adalah bisa digunakan untuk mendorong dan memimpin
pengembangan karyawan. Persyaratan untuk melakukan penilaian yang akurat dan
periodik akan memberikan dorongan kepada pihak atasan untuk melakukan penilaian
yang lebih baik.
Ada berbagai sistem pengukuran prestasi
kerja para karyawan. Penilaian prestasi kerja ditujukan untuk menentukan baik
tidaknya seorang karyawan untuk bisa dipakai sebagai dasar promosi misalnya.
Dan penilaian jabatan ditujukan untuk menentukan harga suatu jabatan, yang
akhirnya nanti akan disusun struktur upah yang adil dan layak. Sistem penilaian
prestasi kerja tradisionil ini diantaranya adalah :
a.
Ranking
b.
Perbandingan karyawan dengan karyawan (“person-toperson
comparison”)
c.
Grading, Pada metode ini suatu definisi yang jelas untuk setiap
kategori telah dibuat dengan seksama.
d.
Skala grafis (“Grafic scales”)
e.
Check lists
3.
Penilaian Dengan Menggunakan Manajemen Berdasarkan Tujuan (MBO)
Manajemen berdasarkan sasaran atau Management by Objectives
(MBO) adalah suatu gaya yang dewasa ini banyak digunakan untuk berbagai
kepentingan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Instrumen ini
mengkombinasikan antara pengembangan dan evaluasi. MBO adalah pendekatan formal
yang mensyaratkan pengembangan rencana tujuan yang rinci pada semua level
organisasi. Pada saat digunakan untuk evaluasi, maka tujuan yang dinimuskan
dapat digunakan untuk :
a. Mengidentifikasi
hasil tertentu yang diinginkan dan tindakan yang harus diambil.
b. Menentukan batas
waktu pencapaian tujuan organisasi
c. Menentukan biaya
untuk pencapaian tujuan secara tepat
d. Membuat alat ukur
yang reliabel dan valid
e. Realistik, menantang,
namun dapat dicapai
f. Konsisten terhadap
rencana, kebijakan dan prosedur organisasi
Ciri-ciri MBO atau MBS
a.
Adanya interaksi antara atasan dengan bawahan secara langsung
b.
Atasan bersama-sama dengan bawahan menentukan sasaran dan kriteria
pekerjaannya
c.
Menekankan pada masa sekarang dan masa yang akan dating
d.
Menekankan pada hasil yang hendak dicapai
Kelemahan MBO (MBS)
a.
Sangat bersifat individualisme dalam hal menetapkan tujuan dan
kerjasama dalam penilaian
b.
Jika penetapan sasaran tidak berhati-hati bias mengakibatkan
sasaran yang satu menghambat
sasaran lainnya
sasaran lainnya
c.
Sulit menetapkan sasaran yang mempunyai tingkat kesulitan yang
sama
Keunggulan MBO
a. Meningkatkan motivasi
karyawan dan kinerja
b. Untuk mengevaluasi
karyawan berdasarkan hasil yang dicapai secara pribadi.
c. Karyawan mengetahui
apa yang diharapkan dan yang dapat dievaluasi secara obyektif.
d. Penentuan tujuan
secara sistematis
4.
Kunci Sukses Melaksanakan Evaluasi Kinerja
a. Fokuskan pada
perilaku, bukan pada orangnya
b. Mencoba untuk tidak
dipengaruhi oleh perbedaan status
c. Hindari melakukan
kesalahan-kesalahan penilaian
d. Menjadi pendengar
yang aktif
e. Mencari berbagai
sumber informasi kinerja karyawan, semakin banyak sumber semakin valid data
(informasi) yang diperoleh
f. Ingat bahwa evaluasi
kinerja adalah proses yang berkelanjutan, sehingga tidak harus dilaksanakan
secara formal
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peningkatan
sumber daya manusia sangatlah penting, bukan jumlahnya melainkan kualitasnya.
Mengingat Negara kita merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Dalam peningkatan kualitas ini, promosi sangat berperan aktif. Dengan adanya
promosi yang menimbulkan ketertarikan pada pekerjaan dan jabatan tersebut,
membuat para perkeja ataupun calon pekerja berlomba-lomba membenahi kualitas
diri masing-masing.
Dengan
adanya promosi juga akan membuat para atasan peduli dengan para bawahannya saat
mereka melakukan penilaian prestasi kerja. Silaturrahmi terjalin dengan baik
dan mempererat hubungan mereka.
B. SARAN
Sebelum memberikan
promosi sebaiknya lihat situasai dan kondisiny dulu. Apakah memungkinkan atau
hanya akan terjadi tindakan yang isa-sia. Promosikan hal yang mampu membuat
karyawan menjadi begitu tertarik. Dalam melakukan penilaian atau penyeleksian,
tak dapat dipungkiri terdapat kendala. Seperti jalinan keluarga atau keakrabpan
menjadi salah satu tolak ukur yang menilai
Hal ini akan menghadirkan pertengkaran bahkan
tidak berkembangnya usaha karena yang berpotensi malah tak terpilih.
DAFTAR PUSTAKA
Priyono
dan Marnis, April 2008, Buku Manajemen
Sumber Daya Manusia, Taman Sidoarjo

Tidak ada komentar:
Posting Komentar