BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Indonesia
merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika
Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan
tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami
permasalahan terkait dengan hal kependudukan.
Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di
Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi
hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan
manusia Indonesia.
Selama
ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih kurang mendapat perhatian dari
masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat, Baik itu dari para politisi, tokoh
agama, pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya. Memang pada saat ini
sebagian besar orang pada umumnya sudah tidak berkeberatan lagi dengan program
untuk mengon¬trol kelahiran, tetapi sayangnya masih kurang sekali kesadaran
untuk melaksanakannya. Dianggap sebagai hal yang tidak penting. Padahal, kalau
kita mau menyadari, sebenarnya masalah kependudukan ini adalah masalah yang
teramat penting.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa saja masalah yang terjadi yang bersifat kuantitatif
?
2. Apa saja masalah yang terjadi yang bersifat kualitatif
?
3. Apa faktor penyebab sehingga pembangunan dapat memengaruhi kebudayaan
?
4. Bagaimanakah solusi yang di tempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. MASALAH YANG
BERSIFAT KUANTITAS
1. Besarnya Jumlah Penduduk
(Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal
bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia
setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah
Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
237.641.326 (www.bps.go.id).
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus
tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Adanya tekanan
penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit.
Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah
lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air,
pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan
alam.
Selain itu,
masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk
berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim.
Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri
terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada membuka lapangan
pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah
pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara
memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat
pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk
yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek
lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas
dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia
tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan
guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2.
Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait
dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk.
Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat.
Semakin
besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan
ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan
berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting
adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di
Indonesia. Dari situlah muncul program KB
dan kini ditangani oleh BKKBN.
Apabila
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai
masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang
menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk
menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan
pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat
kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan
penduduk diharapkan menurun.
3.
Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk
dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu
dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di
Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau
Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi
masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan
berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk
melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan
pembangunan.
Faktor
faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
a. Kesuburan
tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
b. Iklim,
wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal
c. Topografi
atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di
daerah datar
d. Sumber
air
e. Perhubangan
atau transportasi
f. Fasilitas
dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. MASALAH YANG
BERSIFAT KUALITATIF
1.
Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha
untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Dalam hal kesehatan
yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan
adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana
kondisi lingkungan dan juga kesehatan
pada masyarakat.
Pada tahun 2012, usia harapan
hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia
harapan hidupnya 71. Hal ini menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan
kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi
menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk
tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan
penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang
memenuhi standar kesehatan.
2.
Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran
masyarakat akan pendidikan
di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat
bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara
lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya.
Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan
tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh
berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011
pun rata-rata pendidikan
bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat
bagaimana tingkat pendidikan
di Indonesia.
Akan
tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan
bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu
negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Namun
kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang
berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang
menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di
bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang
terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan
bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan
produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya
peningkatan pendidikan
serta pendidikan
non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan
SMA.
3.
Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan
juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB
namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah
garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan negara yang
kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi
sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian
permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara
garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini
juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka
30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan
global yang akan di capai tahun 2015.
Selain
kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di
Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan
kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki
jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Kemakmuran
berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk,
semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang
miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti
Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak
yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan
kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal
utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia yang merdeka
seutuhnya.
C.
PEMBANGUNAN MEMENGARUHI KEBUDAYAAN
Menurut Munandar Sulaiman (1992),
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perkembangan nilai budaya adalah :
1.
Jarak komunikasi antara kelompok etnis
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering
menimbulkan konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke
kelompok etnis yang lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda
mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah
kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap rendah status etnis pendatang
(negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak pembangunan di
daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).
2. Pelaksanaan
pembangunan
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat
merubah sistem nilai ke arah yang positif dan negatif.
Pergeseran
sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain :
a.
Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau
mistis, berubah menjadi pola hidup modern bertaraf nasional-internasional yang
berbasis ilmu pengetahuan dan teklnologi.
b.
Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam
lingkungan, meningkat menjadi pola hidup modern yang mampu menguasai alam
lingkungan dengan dukungan prasarana dan sarana serta teknologi.
c.
Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang,
pangan, dan perumahan meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga sehat,
teratur, bersih dan senang serta aman sesuai dengan standar menurut ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d.
Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan
pengalaman, meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan
ketrampilan yang didukung teknologi.
Pergeseran
sitem nilai yang mengarah negatif antara lain :
a.
Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan
pembangunan tanpa prosedur hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang
layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama sekali.
b.
Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang
memandang manusia sebagai obyek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta
hak asasinya tidak dihargai.
c.
Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum
dalam hubungan antara penguasa / pejabat / majikan dengan rakyat bawahan
/buruh.
3. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi
kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang
telah diciptakan. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi yang
selain memiliki segi positif, juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif
teknologi, manusia menjadi resah. Keresahan manusia muncul akibat adanya
benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional).
Ilmu pekemngetahuan dan teklnologi berpihjak
pada suatu kerangka budaya.
D.
SOLUSI
Untuk mencapai
pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan
dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi.
Transmigrasi
merupakan perpindahan penduduk dari satu
daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang
mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka
biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan
di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk.
Pemerataan penduduk
melalui transmigrasi
dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan modal pokok dalam
pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi Indonesia belum dapat
dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi
sangat erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik di daerah asal maupun
daerah penerima. Dari berbagai studi telah didapatkan keterangan tentang
keadaan para transmigran
umum ketika di daerah asal.
Adapun
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah yang
terjadi di Indonesia :
- melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.
- menunda masa perkawinan.
- Meningkatkan sumber daya manusia yang telah ada
- penambahan dan penciptaan lapangan kerja
- meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan.
- mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi.
- meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
BAB
III
PENUTUPAN
A.
KESIMPULAN
1. Masalah yang bersifat kuantitatif :
a. Besarnya jumlah penduduk
b. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk
c. Persebaran penduduk tidak merata
2. Masalah yang
bersifat kualitatif :
a. Tingkat kesehatan penduduk yang rendah
b. Pendidikan yang rendah
c. Banyaknya jumlah penduduk miskin
3. Pembangunan memengaruhi kebudayaan
a. Jarak kommunikasi antara kelompok etnis
b. Pelaksanaan pembangunan yang terus bertambah
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menimbulkan konfliuk
4. Solusi atas semua masalah kependudukan :
b. Menunda
masa perkawinan
c. Meningkatkan sumber daya manusia yang telah ada
d. Penambahan
dan penciptaan lapangan kerja
e. Meningkatkan
kesadaran dan pendidikan kependudukan
g. Meningkatkan
produksi dan pencarian sumber makanan
B.
SARAN
Dengan semakin majunya zaman, maka masalah kependudukan yang terjadi semakin banyak. Semua karena meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan kurangnya perhatian dari pemerintah. Dalam mengatasi masalah yang terjadi, penduduk juga berperan penting mengambil bagian pada beberapa program pemerintah.
Maka dari itu, masyarakat harus disadarkan dan sering-sering menghadiri program sosialisasi program pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
terima kasih sangat membantu tugas kuliah hehe...
BalasHapushm, sama2...alhamdulillah lw bermanfaar
BalasHapusalhamdulillah, ada rujukan sbg refrensi tugas. terimakasih ...
BalasHapusHm.. sama2
Hapus